PembaTIK Level 1 2024: Meningkatkan Literasi Digital dalam Pembelajaran Matematika

Daftar Isi
- PembaTIK Level 1 2024: Meningkatkan Literasi Digital dalam Pembelajaran Matematika
- Menjelajahi Ekosistem Digital Merdeka Belajar
- Perangkat TIK: Mendukung Pembelajaran Matematika yang Inovatif
- Hardware Esensial:
- Software Pendukung Pembelajaran Matematika:
- Kolaborasi Digital: Bersinergi dalam Pembelajaran
- Tantangan dan Solusi
- Tips Praktis untuk Calon Peserta PembaTIK
- Refleksi dan Langkah Selanjutnya
- Apa Selanjutnya?
PembaTIK Level 1 2024: Meningkatkan Literasi Digital dalam Pembelajaran Matematika
TL;DR: Artikel ini menceritakan pengalaman saya di SMAN 1 Tanjung dalam program PembaTIK Level 1 2024, menekankan pada peningkatan literasi digital dan pemanfaatan tools kolaboratif untuk pembelajaran matematika yang lebih efektif dan menarik dalam kerangka Kurikulum Merdeka.
Meskipun mendapatkan free pass untuk Level 2 karena telah menyelesaikan Level 1 di tahun sebelumnya, saya tetap bersemangat mengikuti PembaTIK Level 1 di tahun 2024. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam pemahaman saya tentang literasi digital, mengeksplorasi berbagai platform dan aplikasi, serta meningkatkan keterampilan saya dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran matematika.
Menjelajahi Ekosistem Digital Merdeka Belajar
PembaTIK Level 1 memperkenalkan ekosistem digital yang mendukung prinsip-prinsip Merdeka Belajar. PMM, Rapor Pendidikan, dan Rumah Belajar menjadi tumpuan utama dalam ekosistem ini.
-
Platform Merdeka Mengajar (PMM): PMM bukan hanya sebuah portal, tetapi ruang kolaborasi dan sumber inspirasi bagi para guru. Saya menggunakan PMM untuk berdiskusi dengan rekan guru matematika di seluruh Indonesia, menemukan video pembelajaran yang inovatif (misalnya, tentang pendekatan pembelajaran kontekstual untuk materi aljabar), dan mengakses contoh asesmen serta RPP untuk materi geometri yang relevan dengan kebutuhan siswa saya.
-
Rapor Pendidikan: Rapor Pendidikan memberikan data yang berharga untuk mengevaluasi kualitas pembelajaran. Saya menggunakan data Asesmen Nasional untuk mengidentifikasi area kekuatan dan kelemahan siswa dalam pemahaman konsep matematika, lalu membandingkannya dengan benchmark nasional. Informasi ini membantu saya dalam menyusun program intervensi yang lebih efektif.
-
Rumah Belajar: Sebagai perpustakaan digital yang interaktif, Rumah Belajar menyediakan sumber belajar yang kaya dan menarik. Saya menggunakan simulasi virtual untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang abstrak, seperti grafik fungsi trigonometri atau bangun ruang tiga dimensi. Saya juga mendorong siswa saya untuk memanfaatkan bank soal yang tersedia untuk latihan mandiri dan mengakses video pembelajaran untuk mempelajari materi baru sebelum dibahas di kelas (flipped classroom).
Perangkat TIK: Mendukung Pembelajaran Matematika yang Inovatif
Modul ini membahas perangkat keras dan lunak TIK serta dasar-dasar internet. Penguasaan perangkat TIK merupakan kunci bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif, menarik, dan efektif.
Hardware Esensial:
- Laptop/PC: Sebagai alat utama untuk menciptakan media pembelajaran, mengolah data, dan mengakses berbagai sumber belajar online.
- Smartphone: Memudahkan komunikasi dengan siswa dan orang tua, mengakses aplikasi pembelajaran, dan merekam video pembelajaran singkat.
- Proyektor: Membantu menampilkan materi pelajaran, presentasi, dan video pembelajaran di kelas.
- Webcam: Berguna untuk merekam video pembelajaran, mengadakan kelas online, dan berkomunikasi dengan siswa secara visual.
Software Pendukung Pembelajaran Matematika:
- Produktivitas:
- Microsoft Office 365 dan Google Workspace: Memfasilitasi administrasi, kolaborasi, dan pembuatan dokumen.
- Kreativitas dan Pembelajaran Matematika:
- GeoGebra: Software matematika dinamis yang sangat powerfull untuk visualisasi dan eksplorasi konsep-konsep matematika.
- Canva: Memudahkan pembuatan media pembelajaran visual yang menarik, seperti poster rumus matematika, infografis sejarah matematika, atau bahan presentasi interaktif.
Kolaborasi Digital: Bersinergi dalam Pembelajaran
Berbagai tools kolaborasi digital memungkinkan saya dan siswa untuk bekerja sama secara lebih efektif, kreatif, dan menyenangkan.
-
Canva: Saya dan siswa menggunakan Canva untuk mendesain poster rumus matematika, membuat infografis sejarah matematikawan, dan menyusun presentasi pembelajaran yang menarik.
-
Quizizz dan Liveworksheet: Saya menggunakan Quizizz untuk mengadakan kuis matematika yang interaktif dan Liveworksheet untuk membuat LKPD online yang menarik dan mudah dipahami siswa.
Etika dan keamanan digital menjadi poin penting yang saya perhatikan dalam kolaborasi online, seperti menjaga privasi data, menghormati hak cipta, dan berkomunikasi dengan santun.
Tantangan dan Solusi
Berikut beberapa tantangan yang saya hadapi selama mengikuti PembaTIK Level 1 dan bagaimana saya mengatasinya:
-
Koneksi Internet: Koneksi internet yang tidak stabil kadang menjadi kendala. Untuk mengatasinya, saya menyiapkan materi pembelajaran secara offline dan menggunakan mobile hotspot sebagai cadangan.
-
Adaptasi Siswa: Beberapa siswa masih kesulitan dalam menggunakan tools digital. Saya memberikan tutorial langkah demi langkah dan menerapkan peer teaching agar siswa yang lebih paham dapat membantu temannya.
-
Manajemen Waktu: Mengikuti program PembaTIK sambil menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru cukup menantang. Saya membuat checklist prioritas dan menggunakan timer untuk setiap aktivitas agar waktu saya lebih terkelola dengan baik.
Tips Praktis untuk Calon Peserta PembaTIK
Berdasarkan pengalaman saya, berikut beberapa tips yang dapat membantu calon peserta PembaTIK:
-
Persiapan: Siapkan perangkat yang mendukung (laptop, smartphone, koneksi internet), atur jadwal belajar yang realistis, dan bergabunglah dengan komunitas belajar untuk saling berbagi informasi dan dukungan.
-
Selama Program: Catat insight penting dari setiap modul, praktikkan langsung tools yang dipelajari, dan aktiflah dalam diskusi dan forum.
Refleksi dan Langkah Selanjutnya
PembaTIK Level 1 2024 telah memberikan fondasi yang lebih kuat dalam literasi digital dan kolaborasi pembelajaran. Pengalaman ini menegaskan bahwa teknologi bukan sekadar tools, tapi enabler untuk pembelajaran yang lebih bermakna.
Apa Selanjutnya?
- Implementasi sistematis dari tools yang dipelajari di kelas.
- Berbagi pengalaman dengan rekan guru di sekolah dan melalui media sosial.
- Mempersiapkan diri untuk Level 2 dengan fokus pada content creation.
Tertarik mengikuti PembaTIK? Kunjungi Portal PembaTIK untuk informasi lebih lanjut.